Sejak kejadian itu, 4 november 2007
Kau berubah
Kau dingin
Kau sombong
Kau nakal
Komunikasi kita pun mulai pasang surut layaknya air laut.
Tapi tetap lebih besar persentasi surutnya
Selama hampir 1 tahun kita tak berkomunikasi
Kemana kau?
Kemana kau?
Dimanakah dirimu?
Diamankah hatimu?
Dimanakah hati yang dulu ada di hatiku?
Masihkah hatiku padamu?
Kini kau datang kembali dengan label sejuta perubahan
Kini kau tampak dewasa
Kau tampak lebih menarik
Lebih perhatian
Mengerti wanita
Lebih baik dari sebelumnya
Kutanya
Mengapa kau berubah?
Untuk siapa kau berubah?
Apakah kau serius ingin berubah?
Jawaban yang mahadahsyat melanda hatiku
Katamu
“aku tak mau menyakiti hati wantia lagi, aku telah berjanji”
“aku ingin berubah demi saudara yang aku idam idamkan”
“aku sangat serius”
Hebat sekali saudaramu itu
Sangat beruntung seklai dia
Alya Livia Dewi
Bisa merubahmu dengan drastis
Sehingga kau lebih perhatian
Kau lebih sabar
Kau lebih
Kau lebih baik dari waktu kau bersamaku
Tahukah kau?
Ketika kau sebut namanya
Hatiku panas
Tahukah kau?
Keitaka kau memujinya
Mataku berair
Tahukah kau?
Ketika kau bahagai karnanya
Asa ini ingin menjerit sekerasnya
Tahukah kau?
Keitka kau menceritakan tentangnya
Persaan ini seraya berkata
“kau tak berubah ! kau tetap seperti dulu
Kau tetap menjadi restu yang kukenal
Bahkan kau lebih pintar untuk menyakiti hatiku
Semua janji yang kau ucapkan padanya
Itu palsu ! hanya janji dalam ucapan
Bukan dari hati. Kau hanya ingin berubah dihadapannya
Dan didepan wanita lain
Tidak di hadapku”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar